Sabtu, 13 Maret 2010


tahu kah kau tentang Hidup????
dalam pandanganku,
hidup adalah semisal jalan,
yang siapapun tidak tahu,
dimana jalan itu berakhir,

ada yang bilang,
akhir kehidupan adalah
kematian,

namun tidak bagiku....
kematian adalah sebuah gerbang,
dimana setaip orang akan melaluinya,
menuju kehidupan lain,

ah....
lantas siapakah aku???
aku adalah dia yang hidup,
aku adalah kamu yang akan mati,
aku adalah kita,

adalah Roh (jiwa),
adalah Logika,
dan perasaan (intuisi)
yang akan selalu hidup

Semua Mewujud
dalam Jasad yang materi,
yang pasti berubah, kemudian mati....

lantas...
dimanakah teman, sahabat, Kekasih, dan cinta???

teman adalah mereka
yang berkaitan dengan jasad,
yang memberikan kita minum ketika haus,
namun tidak memberi tahu kita,
dimana letak mata air yang sesungguhnya,

sahabat adalah mereka,
yang berhubungan dengan Logika,
memberikan kita langkah-langkah tepat,
dan petunjuk saat tersesat,

Kekasih adalah Dia,
yang bertalian dengan Intuisi
menemani kita dengan Kasih,
yang Menanamkan pohon Kasih sayang,
untuk kita petik buahnya,
dan menghias setiap sisi taman hati,
guna menebar aroma dan warna pada hidup

Cinta adalah Kita,
yang menyatu dengan Jiwa,
dan merupakan pengikat,
antara Hidup, dan Kehidupan

Cinta adalah Kita,
yang terdiri atas kesatuan,
Jiwa, Logika, Intuisi, dan Jasad,

karena Jiwa tempatnya Cinta lah...
yang membuat,
akal,
perasaan,
dan jasad,
menjadi hidup,

Surat Cinta Dimalam Sabtu


Bulan yang genit menampakkan parasnya,
saat kota ini dihantui gelap,
seru canda para wanita menambah keindahan malam,
meski dalam hati terbesit ketakutan,

dan di sudut yang lain
derap langkah kaki menuju sebuah pesta,
meriahnya melupakan cinta Si Bulan,
hingga ia bersedih, dan bersembunyi dibalik awan-awan,

langkah kaki itu terhenti di penghujung ruang,
seolah ragu, dan mencari dimana sebenarnya
yang di Cinta????

sebuah pesan masuk, menyirami relung hati yang tadinya gersang,
memberi tahu disudut mana birahi itu berada,
namun, langkah kaki itu enggan untuk kesana,
seperti membiarkan birahi itu menghampirinya,

waktu berdekat, ia jadi gugup,
serasa mulut ini jahit oleh benang wol,
bagai lidah ini mempunyai tulang,
tapi jiwanya berontak,
menuntut agar cinta dapat terucap,

di carinya secarik kertas, dan sebuah pena,
di goresnya dengan terburu-buru,
mebuat kata-katanya hancur berantakan,
walau tak mempengarui maksud pengertian,

sebuah surat cinta tercipta,
pada malam sabtu kelabu,
ketika gerimis mengampiri,
karena bulan yang bersedih tlah bersembunyi,

langkah kaki pulang menuju istananya,
sembari menunggu vonis dari cintanya,
dan dengan sabar,
ia berdiri diatas Sajadah
untuk BERCINTA dengan TUHANnya
Memanjatkan doa,
Agar kiranya
Esok ia dapat meraih CINTA....

Jelajah Semesta


kalau hatimu menggebu pada langit biru,
jelajahilah, dan beri ia warna pelangi,
dengan kuas imaji mu,

lalu... terbang terbanglah dengan tarian itu!!!
dan buatlah pasir-pasir yang enggan berpijak cemburu,
buatlah para Dara itu malu,

kau terbang dengan cita-citamu,
dan mereka terbang dengan keterpaksaan,

itulah bedanya!!!

namun jangan engkau lupa, jangan engkau lalai,
bahwa bum ihijau adalah pijakkanmu selamanya,
ini adalah kampungmu,
kampung yang perlu kau warnai dengan lestari.....

Jumat, 12 Maret 2010

Catatan Untuk 21 tahun Umurku


kalau kau tahu mengubah Malam jadi pagi,
mengapa tak kau ajarkan padanya???
beri ia kata,
beri ia bahasa,
lalu beri ia kuas dan kanvas,
agar ia bisa melukis pelangi dilangitmu,

ah...

21 tahun aku hidup,
cukup kenyang dengan sebakul nasi,
secangkir kopi,
dan selembar informasi,

namun tetap saja
mulai dari nol...
satu
dua
tiga
tanpa...
sol la
si do....

simpul hari yang kusut mengkerut,
merubah imaji buntu beremuk,

heehe...
beribu pasir terbang menari,
enggan berpijak bumi kembali,
biarkan,
biarkan ia menjadi pendamping kepakan bidadari,
mungkin itulah surga yang mereka ciptakan sendiri,

mereka berkata padaku :
*sudah 21 tahun
halam buku-bukumu ditempeli
berpiring-piring kenyang, berjam-jam lelap,
bermeter-meter lamunan, bertumpuk-tumpuk bosan,
berkarung-karung jam dan detik, bersesak-sesak keinginan,
mengapa tak kau tulis sendiri???
mulailah dengn huruf A dan bunyikan Aaaa,
jangan akhiri saat koma, tanda tanya, dan tanda petik
buatlah gambar, peta atau catatan kaki
bukankah buku ini milikmu???
dia ada untuk bisa dibaca dan
disimpan dalam drive D
agar bisa dilengkapi oleh laju langkahmu.

(tanda (*) dikutip dari Novel Titik Merah karya Retni Suprihati)

Tuhan... Ajari Aku Cinta!!!

Aku bukanlah dari ungunya subuh,
juga bukan dari birunya langit dan samudra,

aku berasal dari simphoni Cinta,
di ciptakan Tuhan,
dan dimainkan dua insan,
yakni,
ayah.... dan ibu.....

aku tidak berwarna seperti pelangi,
yang menghibur angkasa dengan warna,

aku juga tidak hitam seperti malam,
yang hanya mengharapkan bantuan dari sahabatnya si bulan,

aku hanya manusia,
yang bernuansa sesuai tuntutan
tuntutan Zaman,
dan sesuai Aturan Tuhan,

aku hanya manusia,
kadang gelap,
kadang terang,
bukan iblis,
bukan malaikat,

Aku manusia yang bercita-cita,
ingin seperti karang, tangguh menantang ombak,
ingin seperti Laut, Biru dengan makna,
ingin seperti Langit, luas tak terbatas,
dan ingin seperti hujan, memberi kehidupan bumi,

Ak tahu,
aku pasti kembali di dekap bumi,
dan ta bisa lari,

aku tahu,
waktu kan menjadi Hakim,
memvonisku dengan ketentuannya yang bijak,

Namun Tuhan....
aku ini Abdi-Mu,
yang Bersimpuh slalu
Di hadapan Singgasana-Mu,
Mendengar Untaian Suci Kalimatmu,
maka izinkan aku bermohon....
Tuhan.... Ajari Aku Cinta!!!

sekerat semangat sang pagi

barangkali waktu yang berlari, enggan kembali,
namun sang langit yang baik hati,
memberikan samirananya yang wangi,

aku berkata,
halo pagi...!!!
mari bertaruh.... siapa yang akan memenangkan hari ini!!!

namun tak ada yang mau,
memang sulap nasib sulit tuk diprediksi,
biarkan ia mengalir,
hingga sang senja menjadi juri,
menentukan siapa yang menang dikala tadi,

Rajut Kembali Mimpi Itu!!!


Jika pertemuan ini adalah takdir Langit,
maka awanpun tak bisah mencegah,
kendati laut dan matahari
bahu membahu membuat hujan,
melodi cinta tetap saja bersenandung ditengah
gerimis bumi,

mari hentakkan kaki, mari menari,
sudah cukup sembilan tahun beban rindu,
kini lepas semua kisah itu,
dan kembalilah merajut simpul cinta
pada tali hidup kita,

biar Penduduk langit cemburu,
biar iblis derita,
melihat cinta kita,

ini adalah Kehendak Empunya Langit,
tak bisa di tawar, dan terlalu mahal untuk menawar,
biarkan Alam jadi perantara,
biarkan Malam menjadi Ruang kita
disanalah kan bersemi putik-putik cinta,

simpan cerita malam ini, pada buku kenanganmu itu,
dan sampaikan pada sang waktu kita tlah bertemu,
supaya mereka tertawa,
supaya mereka bahagia....

Rajut kembali simpul kita,
dengan Alfabet ; Alif Lam Mim
lalu bersiaplah melangkah,
Sebab Tuhan tlah menanti digerbang Surga.

Raihlah Mimpimu!!


mulailah dari secuil langit,
lalu kepakkan sayapmu,
agarkau bisa memiliki angkasa,
dan kau akan menjadi
penguasa cakrawala,

mulailah dari segenggam laut,
lalu ukirlah ia menjadi selat, lalu samudera,
agar kau bisa memberikan hidup dunia,
dengan hujan,

namun jangan kau lupa,
bahwa awan penting bagi keduanya
bagi laut,
bagi langit,

bagaiman mereka kan menurunka hujan,
tanpa awan,

maka milikilah awan itu,
maka kau akan menghiasi bumi,
memberi hidup bumi,