Sabtu, 13 Maret 2010

Surat Cinta Dimalam Sabtu


Bulan yang genit menampakkan parasnya,
saat kota ini dihantui gelap,
seru canda para wanita menambah keindahan malam,
meski dalam hati terbesit ketakutan,

dan di sudut yang lain
derap langkah kaki menuju sebuah pesta,
meriahnya melupakan cinta Si Bulan,
hingga ia bersedih, dan bersembunyi dibalik awan-awan,

langkah kaki itu terhenti di penghujung ruang,
seolah ragu, dan mencari dimana sebenarnya
yang di Cinta????

sebuah pesan masuk, menyirami relung hati yang tadinya gersang,
memberi tahu disudut mana birahi itu berada,
namun, langkah kaki itu enggan untuk kesana,
seperti membiarkan birahi itu menghampirinya,

waktu berdekat, ia jadi gugup,
serasa mulut ini jahit oleh benang wol,
bagai lidah ini mempunyai tulang,
tapi jiwanya berontak,
menuntut agar cinta dapat terucap,

di carinya secarik kertas, dan sebuah pena,
di goresnya dengan terburu-buru,
mebuat kata-katanya hancur berantakan,
walau tak mempengarui maksud pengertian,

sebuah surat cinta tercipta,
pada malam sabtu kelabu,
ketika gerimis mengampiri,
karena bulan yang bersedih tlah bersembunyi,

langkah kaki pulang menuju istananya,
sembari menunggu vonis dari cintanya,
dan dengan sabar,
ia berdiri diatas Sajadah
untuk BERCINTA dengan TUHANnya
Memanjatkan doa,
Agar kiranya
Esok ia dapat meraih CINTA....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar